Minggu, 08 Maret 2009

Remaja Jadi Target

Jakarta dan Sekitarnya Rawan Jadi Persinggahan
Diunduh dari Harian KOMPAS, Jumat, 23 Januari 2009
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/23/01310897/remaja.jadi.target

Jakarta, Kompas - Praktik perdagangan manusia (human trafficking) semakin mengkhawatirkan dan nekat. Sindikat kejahatan ini menggunakan beragam cara, termasuk dengan menculik. Anak-anak dan remaja merupakan target empuk yang senantiasa disasar sindikat.

Peristiwa yang belakangan dibongkar oleh polisi adalah kasus yang menimpa Santi (15)—bukan nama sebenarnya—yang diculik di kampungnya di Lampung lalu dijual ke Malaysia. Oleh anggota sindikat, Santi dijadikan pekerja seks komersial tanpa dibayar di kawasan Cong Lin Park, Kuching, Malaysia.

Arsinah Sumetro, Direktur Anak Bangsa—lembaga yang menangani para korban—mengatakan, penculikan merupakan salah satu modus yang digunakan sindikat untuk menjerat korban remaja. Arsinah yang mendampingi Santi bercerita, Santi yang masih SMP itu diculik dan dibius saat menunggu angkutan umum ke sekolah pada 4 Juni 2008. Santi lalu dibawa ke Jakarta, lanjut ke Pontianak, lalu masuk ke Malaysia melalui kawasan perbatasan di Entikong, Kalimantan Barat. Santi akhirnya bebas dalam operasi gabungan polisi Malaysia dan perwakilan Polri di Kuching, Desember 2008.

Direktur I Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menyebutkan, polisi telah menangkap dua tersangka dalam kasus Santi, yaitu warga negara Malaysia, Chong Kum Seng (50), dan Nurdin, warga negara Indonesia (WNI). Jumat (9/1), polisi Malaysia juga berhasil menggerebek tempat penyekapan di Kuching, lalu membebaskan delapan perempuan WNI yang dijadikan pekerja seks komersial.

Badrodin mengungkapkan, berkas perkara Kum Seng tersebut telah dilimpahkan tahap pertama ke kejaksaan. Kum Seng memasok perempuan-perempuan yang diperolehnya ke Helen (laki-laki), warga negara Malaysia, yang masih buron. Kum Seng mengaku sejauh ini sudah menjual 104 orang kepada Helen.

Polisi masih mengejar pelaku lainnya, di antaranya perempuan berinisial E, yang diduga bermarkas di Kota Depok, Jawa Barat. E bagian dari jaringan Kum Seng, yang kerap memasok perempuan untuk dijadikan pekerja seks komersial di Malaysia. Menurut Badrodin, Kum Seng mengaku sejauh ini sudah menerima 65 perempuan dari E.

”Namun, hingga kini polisi belum menangkap perempuan yang penginapan miliknya dijadikan tempat penyekapan sementara di Entikong. Penginapan itu berada di sebelah kantor Koramil Entikong, cuma 200 meter dari Markas Batalyon Lintas Batas,” kata Arsinah.

Jakarta

Arsinah mengatakan, salah satu tempat singgah utama perdagangan manusia adalah Jakarta dan sekitarnya. Jika korban diperoleh dengan diculik, mereka akan disekap sementara di Jakarta dan sekitarnya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira mengatakan, kejahatan perdagangan manusia juga didukung oleh kacaunya administrasi publik. (SF)

[ Kembali ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar